Kamis, 19 September 2013

Tak Cukup Perlakukan Pasangan Sebagai "Suami atau Istri"

Pacaran merupakan saat-saat terindah, karena di sinilah sifat-sifat romantis tercipta. Ketika memasuki gerbang pernikahan, perlahan-lahan romantisme dan berbagai perbuatan manis ini akan berkurang atau justru menghilang. Hal ini antara lain disebabkan para suami yang merasa bahwa Anda sudah jadi miliknya, sehingga tidak perlu diperjuangkan kembali.
Kesalahan pandangan inilah yang bisa membunuh romantisme, dan tak jarang menyebabkan sering terjadinya pertengkaran atau bahkan perceraian. Padahal sebenarnya menurut konsultan pernikahan Indra Noveldy, keromantisan dalam rumah tangga sangat diperlukan untuk mempererat dan mengharmoniskan hubungan rumah tangga.
"Ketika memutuskan untuk menikah, maka kita harus berkomitmen untuk hidup bersamanya selama sisa hidup kita. Tak jarang ada rasa bosan, maka beragam kejutan yang romantis bisa digunakan untuk menghidupkan rasa cinta kembali seperti ketika pacaran," jelas Indra dalam acara yang diadakan Molto di City Plaza, Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Indra, ketika menikah banyak pasangan yang tidak menjadikan pasangan hidupnya seperti kekasih yang harus dijaga setiap saat agar tidak berpaling. "Seorang pasangan yang harmonis haruslah memiliki pasangan yang diperlakukan dengan kriteria PISIK," bebernya.
PISIK merupakan kepanjangan dari partner, istri, sahabat, ibu, dan kekasih. Hal ini tentu tak terbayangkan oleh kebanyakan pasangan menikah yang hanya memperlakukan pasangan sebagai istri dan ibu dari anak-anak saja. Kesalahan ini tidak hanya dilakukan pria terhadap istrinya, tapi juga perempuan terhadap suaminya.
1. Partner. Dalam kehidupan, setiap orang akan mengalami jatuh bangun. Sudah selayaknya ketika menikah, pasangan menjadi partner yang siap membantu untuk menghadapi setiap masalah yang dialami. Setiap hari Anda selalu bersama dengannya di rumah, maka pastikan bahwa pasangan adalah partner yang terbaik untuk menjalani hidup dan mengatasi masalah bersama-sama, baik masalah keluarga, pribadi, maupun pekerjaan. Ketika menjalani kehidupan rumah tangga sebagai partner, hal ini menjadi suatu bentuk romantisme tersendiri.
2. Istri/suami. Saat menikah, status seseorang pasti akan berubah dari kekasih menjadi istri atau suami. Sudah sepantasnya jika pasangan diperlakukan seperti "jabatannya", yaitu sebagai istri ataupun suami dalam kehidupan rumah tangga. Dengan adanya rasa menghargai dan menghormati sesuai "jabatannya", masalah rumah tangga bisa diminimalisasi.
 3. Sahabat. Setiap orang pasti memiliki sahabat tempat mencurahkan semua perasaan, cerita kehidupan, sampai problem yang dihadapi. "Dengan adanya sahabat, setiap masalah pasti akan terasa lebih cepat selesai, dan perasaan menjadi lebih lega," tambahnya. Dengan memperlakukan pasangan sebagai sahabat terbaik, tidak ada lagi hal yang ditutupi dari pasangan, sehingga komunikasi akan terjaga baik.
4. Ibu/Ayah. Salah satu kriteria pasangan hidup yang dicari adalah, pasangan yang lebih dewasa dan mampu mengayomi Anda untuk menjadi orang yang lebih baik. Tak salah jika kita mencari figur ibu atau ayah dalam diri pasangan, dan memperlakukannya seperti itu terutama ketika sudah memiliki anak.
5. Kekasih. Sebagian besar pasangan melupakan status istri atau suami sebagai kekasih. Padahal, meski sudah berstatus sebagai istri atau suami sebaiknya kita tidak menghilangkan perasaan terhadap pasangan sebagai kekasih. Dengan menjadikan pasangan sebagai kekasih, Anda pasti akan berjuang sekuat tenaga untuk membahagaiakan pasangan, dan menekan pertengkaran dengan hal-hal romantis yang dilakukan.
"Perlakukan pasangan sebagai kekasih seumur hidup yang harus selalu dipupuk cintanya agar semakin tumbuh. Karena cinta sebenarnya juga butuh diisi ulang, caranya dengan memperlakukannya seperti kekasih dan melakukan hal romantis," pungkas Indra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar